Penjelasan Lengkap Perusahaan Unicorn dan Beberapa Daftarnya
Dekade terakhir disibukkan dengan keberadaan startup, terutama istilah unicorn company. Pada dasarnya, unicorn adalah istilah yang mengacu pada salah satu perusahaan terbesar, dan sering digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan dari sudut pandang keuangan.
Kata unicorn juga sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia, namun ternyata masih banyak orang yang belum memahami arti kata tersebut karena merupakan kata yang asing. Untuk lebih memahaminya, simak pembahasan mendalam CalonPintar tentang apa yang dimaksud dengan valuasi unicorn dan jenis startup lainnya di bawah ini.
Apa itu Perusahaan Unicorn?
Sebelum membahas apa itu perusahaan unicorn sebenarnya, mari kita cek dulu asal usul nama unicorn. Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah kuda dari daratan India yang sangat istimewa karena memiliki tanduk di kepalanya. Tanduk ini bukan tanduk biasa, dan rumor mengatakan bahwa mereka dapat menetralkan racun apa pun. Oleh karena itu, banyak orang yang memuliakan hewan ini meski tergolong spesies langka.
Nama hewan mitos ini kemudian digunakan oleh pemodal ventura Amerika bernama Aileen Lee pada tahun 2013 untuk menyebut startup milik swasta senilai US$1 miliar atau Rp 14 triliun. Mengapa Unicorn? Karena rating ini sama-sama langka, tidak mudah untuk meraih pencapaian luar biasa ini, apalagi jika pemenangnya adalah startup. Ini bukan tugas yang mudah karena startup harus memperhatikan jumlah dan nominal deal, jumlah pengguna atau pelanggan aplikasi, teknologi produk, kualitas tim dan terus berinovasi untuk bersaing dengan kompetitornya.
Tidak semua bisnis yang baru diluncurkan dapat digolongkan sebagai startup. Hanya perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI) berbasis internet yang disertakan, seperti pengembang aplikasi digital di layanan pembayaran, transportasi, atau perdagangan. Menjamurnya startup kini telah dipicu oleh kemajuan teknologi yang memungkinkan siapa saja untuk mendirikan perusahaan berbasis teknologi dengan berbagai ide unik dan menarik hanya dengan mengandalkan smartphone mereka untuk berinovasi.
Kesimpulannya, istilah unicorn dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah startup. Di era digital, beberapa startup terbukti berhasil mengejar ketertinggalan dari perusahaan besar lainnya. Riset terbaru menunjukkan bahwa ketika istilah unicorn pertama kali digunakan, jumlah perusahaan yang dimasukkan masih sekitar 39, namun pada 2020 setidaknya akan ada 400 startup berjuluk unicorn di seluruh dunia.
Daftar Perusahaan Unicorn Indonesia
Ada beberapa startup ternama di Indonesia yang sudah sukses menjadi perusahaan unicorn. Salah satu produk yang sudah dinilai di level yang lebih tinggi tanpa dimitigasi adalah Decacon.
Sepanjang tahun ini, total ada enam startup yang masuk dalam kategori unicorn di Indonesia. Berikut adalah daftar perusahaan unicorn di Indonesia.
1. Go-Jek
Siapa yang tidak mengenal Go-Jek? Gojek adalah startup di industri teknologi dan transportasi yang didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim. Awalnya, Gojek hanya menawarkan layanan transportasi berbasis ojek online, namun pada 2015 dibuat aplikasi mobile untuk memudahkan pemesanan.
Saat ini, Gojek salah satu yang terbesar di Indonesia tidak terlepas dari bantuan investor, dan dana yang besar ini memiliki lebih dari 1 miliar dolar, atau 14 triliun rupiah, itulah sebabnya Gojek mendapat predikat Unicorn. . . Go-Jek naik ke posisi ini pada Agustus 2016 setelah enam tahun berdiri. Hal ini menjadikan Go-Jek sebagai startup unicorn pertama di Indonesia.
Aplikasi Gojek dengan cepat memperoleh banyak pengguna sejak pertama kali diluncurkan. Bukan hanya karena menawarkan pengiriman yang murah dan cepat, tetapi juga karena telah berkembang menjadi lebih dari 20 layanan sekarang. Karena perkembangan pesat Gojek juga memberikan dampak ekonomi bagi Indonesia dan mendukung pertumbuhan UKM Indonesia, maka tak heran jika Gojek berhasil membawa gelar Decacorn ke level berikutnya, dua tahun setelah meraih gelar Unicorn.
2. Bukalapak
Lahir di tahun yang sama dengan Gojek, Bukalapak merupakan start-up yang bergerak di bidang marketplace atau menyediakan sarana jual beli dari konsumen ke konsumen. Bukalapak didanai oleh Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK.
Sejak berdiri, Bukalapak terus berinovasi, termasuk membuka kantor pusat penelitian dan pengembangan. Salah satu inovasi teknologi yang dikembangkan di sana adalah drone untuk kecerdasan buatan (AI). Bahkan, ada juga ide untuk mengembangkan unmanned retailer atau cashierless store yang melakukan seluruh proses pembelian tanpa bantuan manusia, sebuah teknologi yang sedang diterapkan di Jepang dan negara maju lainnya.
Pada tahun 2017, Bukalapak akhirnya resmi menyandang gelar Unicorn. Saat ini melayani lebih dari 6 juta Pelapak, lebih dari 5 juta mitra Bukalapak dan lebih dari 90 juta pengguna aktif. Bukalapak telah didedikasikan untuk mengembangkan usaha kecil dari bawah ke atas melalui platform online dan offline. Dengan demikian, kami memberikan kesempatan dan pilihan untuk kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Kedepannya, start-up ini diharapkan menjadi perusahaan yang peduli terhadap lingkungan.
3. Tokopedia
Tokopedia didirikan pada tahun 2009 oleh William Tanuwidjaja dan Leontinus Alpha Edison, lebih awal dari dua startup di atas. Merupakan perusahaan rintisan di bidang bisnis e-commerce yang dapat membuka dan mengoperasikan toko online untuk perorangan, toko kecil, dan merek. Setelah 8 tahun berdiri, Tokopedia berhasil meraih gelar Unicorn kedua di Indonesia setelah Gojek dengan dana $1,3 miliar.
Pada 2020, Tokopedia mengklaim telah menguasai 1,5% perekonomian Indonesia. Ini didasarkan pada jumlah 7,2 juta usaha kecil yang terdaftar untuk mencapai 90 juta pengguna aktif bulanan. Ke depan, Tokopedia akan fokus mengembangkan 'Super Ecosystem' di mana setiap orang dapat berkontribusi, saling menambah nilai, dan tumbuh bersama. Ini dicapai dengan membangun jembatan dengan banyak mitra, termasuk logistik dan pembayar, dan membangun jaringan yang lebih luas dan lebih kuat.
4. Traveloka
Sebelumnya, banyak orang tidak meragukan bahwa Traveloka adalah perusahaan startup yang dibangun oleh anak negara. Perusahaan yang didirikan pada 2012 oleh Ferry Unardi dan dua rekannya itu juga mendapat predikat Unicorn. Perusahaan yang menyediakan layanan tiket pesawat dan reservasi hotel online terutama untuk perjalanan domestik di Indonesia ini masih tergolong muda. Hal ini menjadikannya sebagai startup termuda di Indonesia yang meraih gelar unicorn sejauh ini.
Traveloka menerima investasi sebesar US$350 juta dari perusahaan Amerika bernama Expedia. Gelar Unicorn yang diraih sejak 2017 memperkuat posisi Traveloka sebagai market leader di industri travel Indonesia. Kini Traveloka tak hanya dikenal sebagai unicorn di industri travel online, namun juga merambah gaya hidup dan keuangan lainnya.
5. OVO
Selanjutnya adalah OVO, unicorn kelima Indonesia senilai US$2,9 miliar. Perhitungan rating ini jelas lebih tinggi dari pendahulunya, Bukalapak dan Traveloka. OVO adalah aplikasi pembayaran fintech all-in-one terbesar di Indonesia setelah melakukan lebih dari 1 miliar transaksi pada tahun 2018.
Kini, OVO telah menjadi mitra pembayaran terpercaya di berbagai aplikasi e-commerce, pembayaran digital untuk ASEAN, aplikasi transportasi Decacon Grab. Menariknya, OVO berhasil menjadi perusahaan unicorn meski dimulai pada tahun 2017. Pasalnya, OVO telah berhasil menjangkau lebih dari 300 juta pengguna di Indonesia.