5 Dampak Negatif Teknologi pada Anak dan Solusinya
Teknologi itu sangat luar biasa dan kamu menerimanya, tetapi mengatur waktu penggunaan teknologi anak Anda sangatlah penting. Platform media sosial hingga video game, teknologi memiliki pengaruh yang tak tergoyahkan terhadap perkembangan anak muda saat ini.
Tetapi kita harus mempertanyakan apakah akses ke teknologi di usia yang begitu muda ini benar-benar bermanfaat. Dan jika tidak, apa efek negatif dari teknologi pada anak-anak Anda? Dalam artikel ini, kami akan membahas 5 dampak negatif teknologi pada anak dan memberikan opsi untuk membantu Anda menciptakan keseimbangan yang sesuai yang akan bermanfaat bagi anak-anak Anda.5
Efek Negatif Teknologi pada Anak
Anak-anak menjadi lebih paham teknologi pada
usia yang jauh lebih muda untuk mempersiapkan mereka bersekolah atau sebagai
cara untuk mengisi waktu mereka. Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah, dan
Anda mungkin tergoda untuk memberikan ponsel/tablet agar anak Anda akan teralihkan. Jangan khawatir; setiap orang tua melakukannya! Tetapi keasyikan
terus-menerus dengan teknologi menghasilkan beberapa masalah kesehatan, mental,
sosial, dan keselamatan.
Beberapa efek negatif dari teknologi pada
anak-anak termasuk rentang perhatian berkurang, masalah kesehatan, dan kualitas
tidur yang buruk antara lain. Mari kita lihat lebih detail.
1.
Masalah Kesehatan
Efek samping utama dari penggunaan teknologi
yang berlebihan oleh anak-anak adalah masalah kesehatan yang ditimbulkannya.
Mereka kurang terlibat dalam aktivitas fisik karena lebih banyak waktu duduk
dihabiskan menggunakan telepon, bermain video game, atau menonton TV.
Hal ini mendorong ngemil tanpa berpikir, yang akhirnya menyebabkan kenaikan
berat badan yang signifikan. Para peneliti telah menemukan hubungan yang kuat
antara kurang olahraga karena penggunaan komputer dan televisi yang berlebihan
dengan obesitas pada anak-anak.
Masalah kesehatan lainnya termasuk:
·
Peningkatan kemungkinan tendonitis
pada ibu jari yang disebabkan oleh penggunaan ibu jari berulang kali saat
bermain game atau mengetik
- Ketegangan Mata karena berjam-jam menatap layar terang dalam jarak dekat
- Postur duduk yang buruk
- Gangguan pendengaran karena penggunaan headphone yang berlebihan dengan musik yang keras
- Sakit leher terus menerus
- Sakit kepala berulang
2. Kualitas Tidur Berkurang
Anak-anak sekarang memiliki akses ke konten
media setiap saat sepanjang hari karena perangkat portabel seperti smartphone
dan tablet. Ini berarti mereka bisa menghabiskan sepanjang malam untuk membalas
chat dan pesan
daripada tidur. Tidur diperlukan untuk kesehatan fisik dan mental yang lebih
baik, dan anak-anak membutuhkan banyak tidur.
3. Daya Ingat Lebih Pendek
Otak kita dirancang
untuk merespons rangsangan, dan berkat teknologi, kita dibombardir oleh aliran
berita dan video yang terus-menerus. Karena banyaknya pilihan ini, konsumen
online memiliki daya ingat yang semakin pendek; selalu ada sesuatu yang baru
untuk dicapai, sesuatu yang lain untuk ditonton. Untuk memenuhi kebutuhan
audiens seperti itu, konten online juga semakin pendek.
Pergantian konten yang
selalu aktif dan serba cepat ini dapat berdampak buruk pada anak kecil yang
terus-menerus terpapar konten tersebut. Di antara media sosial, TV, dan
internet, otak anak-anak kita belajar bagaimana beralih secara instan antara
peristiwa yang berbeda dan terkadang tidak berhubungan. Otak mereka, yang masih
berkembang, akan terhubung ke multi-tugas sedemikian rupa sehingga mereka
merasa sulit untuk fokus pada satu tugas atau pikiran.
Pediatrics menerbitkan
sebuah studi tentang efek menonton televisi dan video game terus-menerus pada
perilaku anak-anak. Ini melibatkan lebih dari 1.300 anak selama lebih dari satu
tahun dan dengan rentang usia 6-12 tahun. Dengan waktu layar rata-rata lebih
dari empat jam, guru dari anak-anak yang terlibat melaporkan masalah perhatian
di sebagian besar dari mereka. Studi lain menguatkan temuan ini dan juga
menyarankan efeknya mungkin tahan lama.
4. Kurang Keterampilan Sosial
Penggunaan perangkat
teknologi secara terus-menerus sebagai cara berinteraksi dapat menghambat
perkembangan keterampilan sosial yang diperlukan. Keterampilan sosial ini
dikuasai selama interaksi fisik sehari-hari, dan penggunaan teknologi yang
berlebihan menggantikan waktu yang dihabiskan dalam interaksi sosial.
Keterampilan sosial
seperti mengetahui kapan harus bergiliran dalam percakapan, membaca dan
menggunakan ekspresi wajah, kontak mata yang tepat, dan mengubah nada bicara
Anda berdasarkan pada siapa Anda berbicara. Semua keterampilan ini membutuhkan
keterlibatan tatap muka untuk mengasahnya dengan benar.
5. Perilaku dan Emosional
Teknologi, khususnya
media sosial, telah memberikan pemicu ketidakamanan di kalangan anak-anak.
Anak-anak yang mudah terpengaruh oleh pengaruh negatif dapat dengan mudah
diliputi oleh kebutuhan untuk meniru tindakan teman atau pahlawan mereka.
Hal ini dapat
menyebabkan kecemasan atau rasa tidak mampu dan rendah diri ketika mereka tidak
dapat bertemu atau melakukan apa yang mereka tonton secara online. Masalah yang
dikenal sebagai FOMO (Fear Of Missing Out) berkembang, yang merupakan campuran
beracun dari kecemasan dan ketidakmampuan.
Apa Harus Dilakukan
Orang Tua?
Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk menemukan keseimbangan penggunaan
teknologi yang tepat untuk anak Anda:
1. Mendorong dan
Memfasilitasi Lebih Banyak Kegiatan Luar Ruangan
2. Atur Waktu Penggunaan
Smartphone
3. Gunakan Alat
Kontrol Orang Tua
- Filter Konten
- Kontrol Penggunaan
- Alat Manajemen Komputer
- Alat Pemantau
4. Habiskan Waktu
Bersama Anak Anda
Jadilah Kreatif dan
Intensional Dengan Mengasuh Anak
Teknologi tidak akan
kemana-mana, jadi kita harus menemukan kegunaannya yang bermanfaat bagi
anak-anak kita. Prioritaskan keselamatan dan kesejahteraan anak Anda saat
online, tetapi tentu saja, cari cara agar Anda dapat memanfaatkan teknologi
untuk pertumbuhan dan pengembangan keterampilan mereka.