Penyebab Umum Pubertas Dini

Pubertas pada dasarnya dimulai dari rentangan usia 8-13 tahun pada perempuan dan 9-14 tahun pada laki-laki. Namun, dewasa ini beberapa anak sudah mulai mengalami tanda-tanda pubertas lebih awal dari seharusnya, misalnya pertumbuhan payudara yang sudah tampak pada usia 7 tahun. Bagi orang tua, mengetahui anaknya mengalami pubertas lebih cepat dari usia normal tentunya akan menimbulkan kekhawatiran.

Sumber: Akuratpost.com

Pubertas dini bisa dibagi ke dalam dua tipe, yakni pubertas dini sentral dan pubertas dini periferal. Pada pubertas dini sentral, prosesnya sangat identik dengan pubertas normal, namun terjadi lebih awal. Kelenjar pituitari di otak terstimulasi untuk menghasilkan hormon yang disebut gonadotropin. Hormon ini selanjutnya akan memacu pertumbuhan testikel atau ovarium untuk memproduksi hormon lain, testosteron dan estrogen. Dua hormon ini merupakan hormon yang menyebabkan perubahan fisik saat pubertas seperti pertumbuhan payudara pada anak perempuan.

Lain halnya dengan pubertas sentral, pubertas dini periferal terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen dan testosteron itu sendiri, kelenjar pituitari tidak terlibat menyebabkan perubahan fisik. Kondisi ini tergolong sangat langka. Hal ini biasanya berkembang karena adanya masalah dengan ovarium, testikel, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang begitu aktif.

Untuk pubertas dini sentral, berikut penyebab umumnya:


  • Tumor dan pertumbuhan massa lainnya, yang biasanya bersifat jinak.
  • Cedera otak, bisa terjadi akibat operasi atau pukulan pada area kepala. Cedera ini akan memengaruhi keseimbangan hormon.
  • Inflamasi otak, terkadang disebabkan oleh infeksi.

Penyebab umum yang disebutkan di atas mungkin tampak begitu mengkhawatirkan, namun para orang tua tidak perlu cemas. Pubertas dini pada anak laki-laki maupun perempuan jarang sekali dipicu oleh masalah medis yang mendasari.

Selain itu, ada beberapa faktor yang diketahui berisiko meningkatkan kemungkinan terjadinya pubertas dini. Berikut beberapa faktor yang berkaitan dengan pubertas dini.


  • Jenis kelamin. Perempuan berisiko 10 kali lebih tinggi mengalami pubertas dini dibandingkan laki-laki.
  • Genetik. Terkadang, pubertas dini bisa dipicu oleh mutasi genetik yang memicu pelepasan hormon seksual. Umumnya, anak-anak yang mengalami kondisi ini memiliki orang tua atau saudara dengan kelainan genetik serupa.
  • Ras. Pubertas umumnya terjadi lebih cepat pada anak-anak Afrika-Amerika, seringkali 1 tahun lebih awal. Penyebab pastinya belum diketahui. Beberapa ahli menyatakan bahwa pubertas baru bisa dikatakan lebih dini pada Afrika-Amerika jika perubahan fisik sudah mulai terjadi sejak usia 6 tahun, bukan 7 tahun.
  • Adopsi internasional. Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak yang diadopsi dari luar negeri berisiko 10-20 kali lebih besar mengalami pubertas dini. Pejelasan pasti mengenai hal ini masih belum bisa diputuskan oleh para ahli medis. Namun, ketidakpastian terkait usia pasti dari anak-anak yang menjadi subjek penelitian ini kemungkinan besar bisa menimbulkan bias.
  • Obesitas. Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara obesitas pada anak perempuan dan meningkatnya risiko pubertas dini. Namun, hubungan langsung antara obesitas dan pubertas dini masih belum diketahui. Obesitas tampaknya tidak berhubungan dengan pubertas dini pada anak laki-laki.
  • Faktor sosial. Beberapa studi meneliti tentang hubungan antara ibu dan anak perempuan terhadap kematangan seksual anak perempuan. Salah satu temuan penelitian ini yakni bahwa anak perempuan yang dibesarkan di dalam keluarga dengan tingkat stres hidup tinggi mengalami pubertas lebih awal dari semestinya.
  • Studi epidemiologik dan riwayat kasus dalam literatur medis mengindikasikan bahwa perkembangan seksual pada seorang anak juga bisa disebabkan oleh kontaminasi. Beberapa bahan kimia terbukti berbahaya bagi tubuh dan kemungkinan memang berpotensi menyebabkan pubertas dini.


Nah, jika anak Anda menunjukkan perubahan fisik yang berkaitan dengan pubertas lebih cepat dari usia normal, segera pergi ke dokter. Dokter bisa memastikan apakah perubahan yang dialami anak Anda memang pubertas dini atau tidak.