5 Problem Percintaan yang Dihadapi oleh Kaum Milenial
Dears, dalam hubungan percintaan biasanya terdapat beragam masalah serupa yang akan dihadapi oleh para pasangan dari tiap generasi yang berbeda. Begitu pun dengan generasi milenial. Problem yang dihadapi oleh kakek nenek kita sewaktu pacaran dulu, tentu sudah tidak bisa kamu terapkan lagi dengan situasi sekarang, karena perbedaan teknologi yang begitu signifikan menyebabkan ragam masalah yang dihadapi generasi saat ini menjadi lebih kompleks.
Inilah 5 masalah percintaan yang biasanya dihadapi oleh kaum milenial.
Online Stalking
Salah paham karena Emoji
Misal, jika seorang istri saling berkirim pesan singkat lewat aplikasi chatting dengan kolega lawan jenisnya, dan sang kolega mengirimkan emoji berbentuk duck face, bukan tidak mungkin jika sang suami melihat akan menimbulkan kesalahpahaman dan problem baru.
Pamer kemesraan di sosial media
The Power of Pencitraan
Jika di masa lampau show off atau pamer demi mendapatkan pengakuan dari orang lain hanya terjadi di acara-acara tertentu, seperti arisan. Maka saat ini media sosial adalah pilihan yang praktis untuk menjalankan aksi tersebut. Lihat saja akun instagram milik Anniesa Hasibuan, dan tas-tas branded yang tergantung di lengannya, atau banyak selebgram lain yang membangun image agar mendapat pengakuan dan followers yang semakin banyak. Hasilnya, banyak pula calon pasangan yang menjadi tertipu saat mengenal gebetan di dunia nyata.Terjebak dalam label hubungan yang kompleks
Jika di masa lampau hubungan percintaan dimulai dengan rasa tertarik, atau perjodohan, lalu bertunangan dan menikah, maka pada generasi milenial hubungan seperti itu mungkin baru akan terjadi setelah mengalami beragam kerumitan hubungan yang terproyeksi di caption foto Instagram, atau status di Facebook.Di era sekarang, ada banyak label dalam hubungan, mulai dari friends with benefit (hubungan pertemanan yang sampai di atas batas wajar), atau kalau mau cara yang lebih halus ada teman tapi mesra, di ranah ini kemesraan bisa disesuaikan dengan standar nilai moral yang dianut oleh masing-masing pihak.
Ada pula abang-adek zone di mana kedua pihak yang berasal dari gender yang berbeda dan baru mengenal saat telah dewasa atau menjelang dewasa, mengklaim masing-masing pihak sebagai abang atau adek tersayang. Lucunya, hubungan ini seringkali berada di ranah abu-abu dan berakhir dengan perasaan baper yang begitu kompleks dan penuh drama. Huh!
Di antara 5 jenis masalah di atas, kira-kira ada yang pernah kamu alamin nggak? Kalau iya, jangan lupa beri komentar di kolom komentar ya!